Review Buku Butterfly Hug
Butterfly Hug
Penulis : Tenni Purwanti
Tahun terbit : 2021
Penerbit : Buku Mojok
Jumlah halaman : 136 halaman
Harga buku : Rp 68.000,00
Nomor ISBN : 978-623-7284-63-5
Buku ini merupakan buku non fiksi yang bertema kesehatan mental. Penulis menceritakan tentang pengalaman pribadinya sebagai penyintas gangguan kecemasan. Di sini tertuang bagaimana penulis mengalami serangan pertama kali yang hampir dikira itu adalah serangan jantung karena rasanya sedikit sakit di dada, detak jantung yang memburu dan kesulitan untuk bernafas. Hingga akhirnya ia menemukan jawaban dari apa yang sudah ia alami.
Selain itu, buku ini menjelaskan secara runtut proses penulis menuju kesembuhan. Dengan menemui tenaga profesional seperti psikater dan psikolog, menjalani terapi dan konseling. Penting banget untuk kita yang awam dengan isu kesehatan mental untuk tidak self diagnose karena diagnose tenaga profesional juga bisa berbeda apalagi kita yang tidak punya ilmu tentang itu.
Ada banyak insight yang bisa didapat oleh pembaca dari buku ini seperti istilah dalam dunia kesehatan mental dan teknik utk mengendalikan kecemasan. Salah satu teknik yang menarik adalah teknik Butterfly Hug. Bagi yang pernah nonton drama korea yg berjudul It's Okay Not To Be Okay pasti sudah familiar dengan teknik ini. Teknik ini membantu untuk stabilitas emosi secara mandiri dari panik ke tenang dan mengajarkan untuk here and now (disini dan saat ini).
Selain itu, buku ini juga menjelaskan penyebab kecemasan itu terjadi. Salah satu yang ikut andil adalah pengasuhan. Aku tidak mengatakan pola asuh yang tertuang dibuku ini tidak baik. Karena psikologis tiap anak berbeda jadi pola asuhnya pun pasti berbeda antara satu anak dengan anak lain. Pola asuh yang kurang tepat, akan berlangsung secara turun temurun. Jika rantai itu tidak diputus maka kemungkinan generasi selanjutnya berpotensi menjadi pelaku juga. Selama kita hidup pasti ada banyak luka yang kita terima entah itu dalam bentuk luka pengasuhan, kekerasan, pengabaian, toxic relationship dll. Jika semua ini tidak tertangani dengan baik maka akan menumpuk hingga akhirnya meledak pada waktu yang tak terduga.
Membaca buku ini layaknya sedang berbicara langsung dengan penulis. Disajikan dengan bahasa yang ringan, penjelasan tahapan konseling yang ia terima secara step by step, pemilihan diksi yang tepat tanpa menggurui, alur mengalir dan apa adanya serta tidak judgemental. Membuat buku ini enak dibaca bahkan dibaca berulang kali tidak merasa bosan. Cover buku menarik sangat menggambarkan kalau buku ini bertema kesehatan mental. Selain itu, pemilihan warna yang bagus cuma buku ini tidak memiliki daftar isi. Tapi overall aku suka bukunya dan isi bukunya sangat berbobot jadi untuk buku ini aku kasih rate 4.80/5.00.
Melalui
buku ini jadi membuka mata dan pikiran bahwa mental illness itu nyata. Mungkin kita yang tidak merasakan bisa
dengan mudah men-judge “Kok gitu aja lebay sih” “Kok gitu aja gak bisa
mengendalikan sih” padahal kalau kita diposisi itu pasti juga merasakan
ketakutan dan kekhawatiran. Tidak ada yang salah dengan mental illness. Yang salah adalah jika kalian membiarkannya. Ada
banyak cara untuk sembuh. Jangan menyerah terus berjuang. Mari memeluk diri
sendiri sebelum meminta orang lain memeluknya.
Review
by Tia Raihana
Komentar
Posting Komentar