Review Buku Perempuan Teduh (Harun Tsaqif) - Pena Tia
Review Buku Perempuan Teduh
Penulis : Harun Tsaqif
Penerbit : Qultum Media
Tahun
terbit : 2019
Jumlah
halaman : 238 halaman
Buku ini merupakan buku non fiksi yang berisi motivasi terdiri dari 5 bagian yaitu awan, rumah, pohon, jilbab panjang dan teladan yang meneduhkan. Setiap bagian terdiri dari beberapa bagian kecil yang dibahas dalam 1-3 lembar halaman. Walapun per bagian kecil dibahas secara singkat namun sarat akan makna dan banyak sekali hal positif yang dapat diambil oleh pembaca.
Ketika membaca buku ini, tergambar jelas bahwa perempuan itu layaknya seperti rumah. Memiliki jendela yang mana jendela ini berkaitan erat dengan dunia. Tahu maknanya? Ketika rumah tidak punya jendela kita tidak dapat melihat keindahan di luar sana. Sama halnya seperti belajar, kita dapat menemukan hal-hal baru yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Sebagai perempuan sudah seharusnya kita sering belajar karena kelak ilmu yang kita miliki akan digunakan untuk mendidik anak-anak kita nanti.
Selain itu, rumah juga memiliki ruang tengah. Ruang tengah adalah fondasi untuk berdiskusi, memikirkan, dan memberikan ilmu yang baik untuk keluarga. Porsi perempuan di ruang tengah ini cukup besar karena semua informasi tentang tumbuh kembang anak, dia lah yang mengetahuinya. Singkatnya, seperti itulah penggambaran perempuan sebagai rumah. Perempuan punya andil yang besar dalam menciptakan Baiti Jannati. Membuat suasana rumah menjadi nyaman bagi buah hati dan suami. Selalu menjadi tempat yang dirindukan kala berjauhan.
Buku ini memberikan gambaran bagaimana seharusnya sikap, perilaku dan cara berpakaian seorang perempuan yang dirindukan Surga. Penulis juga menampilkan kisah teladan yang meneduhkan yang tercatat dalam sejarah peradaban dunia. Kisah tersebut bersumber dari Al-Qur’an dan hadist Rasulullah SAW yaitu kisah tentang istri Al-Hathab, Asiyah binti Muzahim, Maryam binti Imran, Fatimah binti Muhammad, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah Al-Fihri dan Hajar. Perempuan teduh tersebut bukan sembarang perempuan. Keimanannya yang luar biasa, sulit sekali ditemukan pada diri perempuan jaman sekarang. Mereka adalah perempuan yang sudah dijamin Surganya. Lantas, bagaimana dengan kita? Surga belum terjamin, tapi masih berperilaku sesuka kita.
Buku ini cocok untuk siapa saja, baik bagi perempuan sebagai bahan intropeksi diri agar bisa menjadi perempuan yang jika dia berada di tempat itu kesejukan dapat dirasakan orang yang bersamanya. Cocok juga untuk laki-laki sebagai masukan untuk lebih mengenal tentang perempuan dan bagaimana cara memperlakukannya. Hati perempuan ibarat bunga, apabila tersimpan kebahagiaan maka kelopak-kelopak bunganya akan menampilkan keindahan. Sebaliknya, apabila terluka dia akan layu.
Adapun
insight yang aku dapat dari buku ini adalah perempuan itu harus bisa memahami
bahwa masa depan peradaban ada dibahunya. Maka dari itu, kita sebagai perempuan
harus mempersiapkan masa depan dengan matang. Bekali diri dengan terus belajar
karena suatu hari nanti ilmu yang kita dapat sekarang akan kita tanamkan untuk
mendidik anak. Menurut aku, kualitas seorang anak dapat menggambarkan bagaimana
kualitas ibunya. Sejatinya, kodrat perempuan adalah pendidik bukan pekerja.
Rate
: 4,93/5,00
Tak terasa kita berada dipenghujung review buku yang singkat ini, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Terimakasih banyak telah menyimak review ini. Jika ada kritik dan saran silahkan isi dikolom komentar. Saran teman-teman pembaca sangat saya butuhkan :)
Komentar
Posting Komentar